Akbar Budiansyah

Menjadi Besar Dimulai Dari Nama

Main Menu

.

Selasa, 05 Juli 2016

Perjalanan Menggapai Asa dari Sang Kuasa



Banjarbaru, 07 Juli 2016

Sebenarnya aku gak mau nulis ini tapi karena ada drongan dari sahabatku sebut saja namnya Bayu
Ini lah kisahku saat proses pendaftaran kerja disebuah perushaan multinasional, PT. Nestle Indonesia dan lain lain
Pertama di tanggl 04 Juni 2016 aku ikut interview di kantor Banjarbaru, ini juga hasil dari bujukan sahabatku, Marita Rahma Sari yang sudah duluan bergabung bersama Nestle dengan posisi Medical Delegate Trainee (MDT) untuk daerah Palangkaraya. Dia bilang kamu mau gak kerja di nestle? Ada lowongan tuh sebagai HOA (Head Of Area) untuk penempatan Barabai. Aku saat itu yang udah memutuskan untuk stop wirausaha, mengambil langkah untuk bekerja di swasta dulu, tujuanku shi agar aku bisa lebih berkembang lagi gak cuma dilingkup aku sekarang, dengan bekerja diswasta kita bisa lebih dewasa, bisa lebih stabil dll.
Singkat cerita, aku berniat untuk kerja di nestle, aku nulis surat lamaran kemudian aku mengajak temanku siapa tau bisa ikut bergabung, siapapun yang lolos itulah yang terbaik. Banyak keraguan yang melandaku saat mau interview, emng gak niat kayaknya shi kwkwkw. Selain bahasa inggris dan aku juga kurang ada wibawanya. Ke lokasi ajah dengan tidak ada persiapan, masa CV aku ketinggalan padahal udah aku print. Kanapa gak disiapin dari sebelumnya  hhehee,?? aku pualng untuk memprint kembali CV aku trus ke kantor nestle lagi. Saat diruang tunggu interview aku tekatkan niat dan berdoa, jika emang ini yang terbaik untukku ya Allah lancarkanlah, hamba hanya bisa berusaha maksimal.  
Interview pun berjalan.
A : aku
B : Bapak Interviewer ( Pak Nano)
A: permisi pak
B : silahkan
A : sambil menydorkan berkas yang baru ajah di print tadi,  isinya shi ada surat lamaran, CV, foto diri, ijazah dan transkip serta sertifikat yang banyak banget. Sempat ditanya ko banyak banget, aku jawab dengan polosnya, itu sertifikat pendukung pak.
B : ok.. can you speak english?
A :little sir..
B : ok. Introduce your self
A : blablablabla (perkenalan biasa lah)
B : what do you here?
A : emmm ini pertanyaan susah (susahnya aku g tau bahasa inggrisnya “melamar” itu ajh), aku gak bisa jawab, sama seperti saat kita sidang SKRIPSI g bisa jawab pertanyaan dosen penguji, yg bisa kita lakukan hanya senyum dan senyum dan senyum, wkwkkwkwkw
B : yaaa.. ok. Ceritakan tentang diri kamu dan keluarga
A ; iya pak,, saya akbar budiansa dll.. pokonya semuanya ( tips shi, cerita disini klo bisa berurutan itu tandanya kita orangnya tratur dan punya tujuan dan terstruktur)
B; setelah lulus ngapain ajah
A; oh saya berwirausaha pak, blab bla.. disini juga aku jelasin kegiatan di kampus pernah ngapaen ajh dll.. ukhh,, pokonya semuanya diceritakan. (aku bersyukur punya banyak kegiatan saat masih aktiv kuliah, jadi saat wawancara disini aku bisa dapatpoin lebih heheh)
B : kamu mau gajih berapa kalo diterima?
A : saya gak begitu tau tentang gajih pak, tapi karena disini saya dengan adek saya, saya rsa 3.000K cukup pak.
Setelah pulang dari wawancara aku sdikit psimis shi,, aku kan gk bisa bahasa inggris, tapi yaa udah lah niatku kan udah baik, hhe
3 hari kemudian ada panggilan masuk dari no kartu Hallo, arang jarang dari no Hallo nelpon aku, saat ku jawab itu ternyata dari bapak yang interview aku, kata baliau lolos, alhmdulillah… nanti diarahin sama HR. setelah bebrapa lama dari pihak HR menelpon untuk wawancaara di semarang, semua biaya dan penginapan di tanggung. Yuhuuuuuu.. kesenanganku yang paling aku rasakan bukan karena lolosnya shi tpikarena bisa nak pesawat lagi, hahahahah,, #edan
Aku ditelpon sama marita, dia ngasih tau lagi apa itu HOA dan tugs tugasnya. Bla blab la.. aku memdenfgarkan dengan seksama layaknya aku mendengarakn dosen memberikan kuliah, hamper semua yang dikatakannya aku catat. maksih yah marita,
Yang lolos untuk interview ke Semarang ada 2 orang saya dan Adnan, dia alumni Managemen  UB, gila saingan aku dari univ yang keren, dia orang Banjarmasin juga jadi kami berangkat satu pesawat tpi saat dari berangkat kami gak ada salingkontak ketemu hanya pas ditempat wawancara. Aneh pakonya.
Sebelum keberangkatan aku sudah kepoin sahabat aku, gimna naik pesawatm seluk-beluknya dll, maklum udah lama gak naik peswat sejak 2014 lalu dan itu juga diuruskan sama dia. Jadi aku buta terhadap penerbangan. Wong deso, tapi biarin lah,,
Aku agak sedikit takut shi gmna saat smpai disana gmna aku, aku juga modal pas pasan, Marita berpesan shi setelah turun langsung naik taxi ke kantornya, yaa aku naik taxi,, dalam perjalanan di taxi, aku minta izin sama supirnya untuk mengganti baju, baju ini udah aku siapkan saat dirumah, khsus untuk wawancara serta sepatu, tapi karena lupa aku gak make sepatu yang aku bawa dari rumah, ngapain aku bawa yah haha. For your Information, ini untuk pertama kalinya aku naik taxi sendiri lho.. kerennnnnn berasa orang penting
Sampai tempat wawancara aku ketemu sama saingan aku Adnan, wih orangnya keren,, minder sh… tpi niatku sudah bulat aku akan berikan yang maksimal.
Sebelum masuk interview kami dibnerikan form untuk diisi, yang paling membingungkan disana yaitu mau gajih berapa (ini formnya bahasa inggris lho),, kami berdua bingung, jika kita naro ketnggian nanti malah gak bagus tpi saat nulis kerendahan kita gk berkualitas. Yaa kau tulis ajh 2500K
Masuk interview pertama dan diwawancrai dengan 3 orang segaligus, yang belakangan ini baru  tau aku klo beliau beliau itu.  Manager central Java Region (Pak Syaiful), manager untuk kalsel kalteng (Pak Hawaris) dan HR( ibu Nurani)
Pertanyaan yang paling berkesan itu saat ditanya tentang oranisasi. Pernah menanganin kasus apa ajah, pernah gak marah sama bawahan dll.
Dan juga saat wawancara ini aku sempat meneteskan air mata, apalagi saat membahas keluarga aku, dan heran juga kenapa pak hawaris juga nangis, hahaahah pak syaiful sempat memberikan saya tisu malahan. Aku mulai berpikir, kurang ajar banget aku yah,, disnini wawancara apa cuhat wkwkwkkw.
Hal yang menarik lagi saat selesai wawancara, Adnan dipanggil tapi ko gk sampai 30 menit yah,, aku shi positif thingking ajh.
Pas mau pulang ditanya sama ibu Nuraini, mau pualng skrang apa bareng sama teman –teman yang lain, kebetulan mereka nginap di All Stay Hotel juga (yuhu.. for the first Time nginap di hotel bintang 3)
Aku sangat menikmati saat aku disana, seorang anak desa bisa ke Semarang, rasa syukurku tak hentinya ku ucapkan.. seneng banar hehhee.
Saat pulang kita bareng sama Adnan dan kami pulng k Banjarbaru kembali.

Proses pengmuman memerlukan banyak waktu lebih dari 2 minggu, saat itu juga aku udah melamar pekerjaan dimana mana sampai ada yang panggilan tes kesehatan di perusahaan ayam. Ada hal yang lucu saat tes kesehatan, waktu itu aku sama teman cewe, dia melamar jadi administrasi dan aku sebagai sales. Ini untuk pertama kalinya aku diambil darahnya,, dan kemren subuhnya aku juga gak saur, aku shi percaya ajah kalo aku bisa, yang pertama masuk teman aku itu dan kedua aku.
Aku shi gak begitu takut dengan jarum suntuk,,, ingat yah gak begitu takut jadi ada sedikit ketakutan. Sebagai seorang cowo yahh masa shi aku teriak saat jarum suntik masuk ke lenganku. Beberapa detik darahpun mengalir ke spoit (Suntikan) aku muali merasa ada yang aneh dengan tubuhku, aku mulai gemeteran dan tukang suntiknya menyuruh untuk mengambil urin, aku bangkit dari tempat duduk dengan perasaan yang gak karuan, aku gak bisa mengendalikan tubuhku, gemeteran dan agak pusing, berjalanku aku gempoyongan untuk sampai WC,  aku harus kuat dan gak boleh pingsan disini, mana harga diri sebagai cowo. Wkwkwkwk. Dan akhirnya aku bisa melewatin masa kritis itu setelah aku berikan 1 botol penuh urinku sama tikang suntik tadi, maaf mungkin itu meluber luber karena aku gak bisa mengendalikan tubuhku, upsss..
3 hari setelah tes kesehatan itu, ada panggilan masuk, aku kira dari pihak nestle ehhh ternyata dari tukang suntik itu katanya darah yang menaren itu kurang dan harus diambil lagi darahnya, wisssshhhhttt gila apa diambil 2 kali, saat itu juga seluruh badanku merinding membanyangkan keadaan kemaren. Tapi demi masa depan aku harus menurutin, kali iniaku pake strategi, yaa aku gak saat kondisi puasa, ajdi setelah berbuka dan sholat traweh aku ke apotik itu untuk ambil darah. Dan yaahhh aku gak kenapa napa. Yeyeye. Selamat.

Hari hari aku laluin di laboratorium kampus, yaa untuk menambah penghasilan dan sambil menunggu ada panggilan dari beberpa perushaan yang aku lamar itu.
Tepat tanggl 20 Juli 2016, aku saat itu kemesjid untuk berbuka puasa, pak Nano ada nelpon tapi gak terangkat. Beliau Me-WhatsApp aku, kata beliau mas.. siap siap ke jogja.. woooooooooowwwwwwwwww berartiaku lolos dong  yang di Semarang yeyeye. Jogja,, heheheh.
to be continue...


Minggu, 26 Juni 2016

Daftar Plat Motor di Kalimantan Selatan

Kerndaraan merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di masa sekarng, begitu juga di Kalimantan selatan. Selain harga yang murah serta efesien dijalan raya memungkinkan bisa jyelip nylip dijalanan.
Di setiap daerah plat morot berbeda-beda.
Di Kalimantan plat motor di mulai dengan huruf. " DA ". Dan diakhiri dengan huruf yg berbeda brda masing masing daerah.
Ada 13 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan, berikut huruf tersebut (setau saya, klo salah mohon d koreksi)
1. Kota Banjarmasin (huruf akhir diawalai ; V, P, A, )
2. Kota Banjarbaru ( W)
3. Kab. Banjar (Q, B dan O)
4. Kab. Tanah Laut (L)
5. Kab. Tanah Bumbu (Z)
6. Kab. Kotabaru (G dan kdang X untuk yg baru)
7. Kab. Tapin (K)
8. Kab. Hulu Sungai Selatan (D)
9. Kab. Hulu Sungai Tengah (E)
10. Kab. Hulu Sungai Utara (F)
11. Kab. Balangan ()
12. Kab. Tabalong (H)
13.

Minggu, 21 Februari 2016

Tabaso Banjarbaru

Yook mari..


Pisang lumer

Harga:  3k

Bahan :

1. pisang

2. Coklat

3. Keju

Pisang lumer.. saat di gigit lumeerrr.
 Enak dan maknyus



Lumpia. Harga : 5k

Bahan ; kulit lumpia. Rebung, ayam dan udang.
Muantep pokox.

Toko 1; samping Alfamart RSUD Banjarbaru
2. Samping HIMATIKA Kampus FMIPA Unlam Banjarbaru

Perjalanan di Kampus Hijau Faperta unlam

Andai bisa mengulang waktu. Akan ku tata semua yang aku alami aku ingin terus bersama teman-teman aku sahabat2 aku.
Masuk kuliah tahun 2011, dengan penuh perjungan liku liku dari dari perjuangan pendaftran kuliah, gk ada sama sekali dari pihak jeluarga yg bantu, trus dukungan dana terbatas, bahkan saat it mamaku, penyemangat dan pendukung aku untuk selalu melanjutkan pendidikan pun gk ada d rumah. Trus dari yang hampir gk bsa makan karena kahabisan stok dan gk dikirim.. Minjam k dosen tapi ga d pi jamin sampai mau di usir ibu kost karena telat bayar bulanan.
.
Kisah yang tidak sedikit.. perjungan di akademik membuat aku lebih dewasa menaggapi setiap persolalan, lebih bijak dan yg pasti bisa berpikir kedepan.
Diantara kisah yang paling dan akan berkesan banget mungkin kisah di tahun 2014.

Tahun yang penuh kisah yg tdak akan pernah aku lupakan
.
1. Mulai dari ikut mahasiswa berprestasi fakultas dan di pertemukan dengan teman teman yg sangat luar biasa. Kumpulan org orang terpilih dari beberpa prodi. Marta dan lia dari agribisnis, bayu dan ikhya dari agrotek, arga dan ilham dari TIP dan aku sendiri dn fahrianto dari peternakan.

2. PKM aku lolos didanai dikti, berkesan banget. Luar biasa bisa lolos dari puluhan ribu proposal yang masuk k d dikti daei seluruh Univ d Indonesia dan aku salah satu di pilih. Aku bangga pada diriku. ( bukannya sombong yah)
3. Pertaman naik pesawat.  Hahaha. Mungkin ini biasa ajah bagi orang lain. Atau bahkan menurut mereka kamu telat, atau mungkin mereka akan bilang., kmu kemana ajah baru sekrang bisa naik pesawat. Tpi bagiku ini pencapaian luarbiasa. Kesan pertama aku yaa.. naik pesawat itu gk enak. Telinga sakit baget malahan. Hahahah.
4. Pertama ke pulau jawa, yups... Jakarte.. itu lho tempat yang dulu pas aku kecil tempatnya paling jauh. Kenapa jauh,?? Saat aku kecil kita sering ngomongin, aku akan pergi jauh ke jakarta, padahala klo di ukur ukur dari kalimantan k Aceh atau Papua lebih jauh. Tapi kenapa jakarta dikatakan lebih jauh yah. Heran juga.
Icon ibu kota negara udah aku lihat sendiri dengan mata kaki aku sendiri, yaa. MONAS. Ternyata biasa ajh, tp dengan aku di sini aku membuktikan kata teman SD aku yang katanga Jakarta itu jauh, katanya jakarta itu ini, itu. Dan luar biasa. Dan aku mengalamininnya sendiri. Ibu kota negara cue..
Ups.. aku lupa ngasih tau kenapa Aku sampai ke Jakarta. Ini sebanarnya ide dari teman aku, namanya marita. kami sering panggil dia BOS, kami mau memperjuangakn sebuah organisasi, yups IAAS. Kebetulan waktu ini aku dipaksa sama dia, "orang gak mau dipaksa, yaa mau." Wkwkwkwk
Hidup di jakarta yang kata di filem-film FTV... beraaat dan keras.. Iyaa aku ngalaminnya sendiri,  tau kenapa.. kan bos aku itu kecapean bawa koper dia. Paksa kami ( aku, kadang bayu, dan fahri) bantu dia bawakan kopernya. Ingat banget saat setetes demi setetes keringat bercucuran pas aku mangkul koper dia tepat di pasar Senen. Pas itu kami mau k stasiun pasar senen. Haha. Berat men.. hahaha
Lanjut
5. Pertama aku naik kereta bajai dll yaaa namanya juga pertama k ibu kota yaa pasti semua bnyk yg baru dunk. Bahkan untuk hal sepele. 
4. Pertama kali ke Kota Tua.. yee tua tua. Kata yg paling anti untuk mahasiswa semseter lanjut saat it. Gk ada yg spesial shi.. cma d sana ngunjungin bberpa musium, musium kramik, musium wayang dan aku lupa satunya. Mklum lanjutin ini pas 2 tahun lalu. (22/2/16)
6. Jalan2 ke musium BI cong... lho tau sndiri kan BI (Bank Indonesia) hendak hati membol d sana. Merampok sebanyak2x uang. Hahaha.
7. Oh yah pertama ketemu sma mahasiswa selain unlam. Dan taraaaaaaaa. Kece badai buk... rasanya kita ciuut banget hheh.
Pengen deh ngembangin d sana.

Merupakan sebuah kebanggan buat keluarga d kampung.. anak yg dulu bahkan di remehkan orang, syukur-syukur klo SMP ajh lulus. Dan membuktikan bisa sampai sekarang. Hahaha. Hendak hati menemuin orang it dan mengucapkan terimaksih. Atas doanya aku bisa menyandang gelar sarjana.

Sekarang.... aku sudah lulus tp perjungan sebenarnya baru akan d mulai.
Sampai jumpa.

Jumat, 25 September 2015

EDISI MENGGALAU

Mungkin orang yang paling aku benci dari dulu sampai sekrang yakni DIRIKU sendiri.
Entah kenpa aku berpikiran begitu, aku orang yang terlahir dengan kemalangan orang dengan sejuta kebencian.
Orang yang dalam hidupnya gak pernah ada kejujuran. Bahkan diri ini kebohongan.

Senin, 24 Agustus 2015

True of Love, Kisah Cinta yang menyentuh


True Of

Love


Ini kisah yang diambil dari akun salah satu teman saya di google+, Asma Nadia
semoga kisah ini bisa menginspirasi bagi pemuda yang ingin tau apa itu cinta sejati dan pengorbanan cinta.

BERBAGI CERITA LAMA: CINTA DARI LELAKI BIASA

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.

Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!

Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.

Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

Nania terkesima.

Kenapa?

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.

Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!

Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.

Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?

Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.
Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!
Cukup!

Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

++++
Setahun pernikahan.

Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.

Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.

Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.

Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!

Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.

Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?

Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.

Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli!
Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!

Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

+++
Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.

Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
+++

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..
Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

Nania, bangun, Cinta? Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

Nania, bangun, Cinta? Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat.. - Asma Nadia -





My Poetry

Galau


Secercah harapan untuk bersamamu
membuat hati kelabu dan bingung
hati yang tak bisa lagi untuk menentukan apa arti ini semua
aku bingung menentukan warna dari ini semua d mataku ini seperti wana abu-abu tapi mereka mengatakan itu merah jambu
cinta...
apakah ini yang namanya cinta..
aku gk tau, aku bingung menentukan arah jalan kehidupanku
saat menihatmu dunia terasa berhenti sesaat, jantungku berdetak tak menentu, perasaan senang dan malu semua bercampur

apa yang sebaiknya aku lakukan
ingin hati memilikimu, menjadikan kamu bidadari hatiku. pengganti lilin hati ku yang telah lama menghilang...
cinta..
kata yang begitu rumit untuk aku mengerti
sebuah kata yang rumit, penuh atri dan menyakitkan
kandang aku tidak mau lagi menyentuh yang namanya cinta
cinta bagiku sebuah ancaman, sebuah kesakitan dan sebuah kesengsaraan
cinta hanya memberikan kesenangaan semu, akan tetapi kisah akhir yang membuat sakit membekas.sebuah kenangan
cinta hanya membuat hati senang di awal saja, akan tetapi akhir yang membuat sakit membekas.
Tapi aku percaya akan adanya cinta yang hakiki untuk seorang pendamping di sana
Entah kpan dan dimna aku bisa berjumpa dengan dia
Sosok wanita yang benar-benar mengerti aku dan bisa menjaga cinta
Bukan hanya dalam keaadan senang juga dalam kesusahan.

Cinta cinta
Cinta saat ini aku mau leburkan, menjadi sebuah 1 lebaran tulisan pena

Yang membuat aku lebih bersemangt untuk melanjutkan pengarungan hidup yang panjang ini

By: Bebek_Jantan

Sabtu, 22 Agustus 2015

A Dream

Manusia diciptakan dengan bermacam-macam bentuk, fisik bahkan sifat yang tidak akan pernah sama. Akan tetap manusia di berikan satu hal yang harus di gapainya, MIMPI. Setiap manusia memiliki mimpi masing-masing, baik mimpi jadi seorang pemimpin hebat, menjadi pilot, polisi jdi tenaga pengajar bahkan pengusaha sukses.

Begitu pula aku, walau berlatar belakang dari keluarga yang kurang mampu, aku punya mimpi yang besar sesuai dengan namaku, "AKBAR". Mimpiku ingin dimana aku bisa bermanfaat untuk banyak orang dengan jalan enterpreneur.
.
Aku terjun berenterpreneur semenjak semester 4(2013) sampai sekarang pun saat setelah lulus aku masih berenterpreneur. Dulu aku berjuang bersama teman-temanku kami ber5 Aku, fachri, ika, mahfu dan mufly membuat kelompok wirausaha besama seorang dosen, akan tetapi salah satu teman kami memundurkan diri. Akhirnya kami tinggal 4 orang, Aku, fachri dan Ika, mahfu. kemudian kami mengajak teman lagi yakni Faizah.
Anggota kami berjumlah 5 lagi. Usaha kami bergerak di bidang kuliner, saat it kami jual tahu bakso dan wingko babat.

Setengah tahun kemudian kami mengajukan proposal untuk kegiatan alhmdulillah kami lolos dan mendapatkan dana sebesar 11jt. Dari itu kami mengembangkan lagi produk kami.
Akan tetapi 2 tahun setelah itu kami mengalami kemunduran teman kami 1 orang keluar dari tim.
Dan kemudian berjalan waktu satu persatu mulai mundur dari usaha ini.
Tinggal aku dan fachri yang tetap bertahan. Kami pun mulai merintis lagi bangkit lagi. Akan tetapi 3 bulan setelah it kami pun goyah oleh iming-iming sebuah proyek dari kampus yang tempat tugas jauh dri tempat usaha kami. Usaha pun stop.

Sekarang aku tinggal sendiri dengan usaha ini, yaap AKBAR BUDIANSA,S.Pt. satu visi aku tetap bisa memantu org lain, tapi seblumnya aku harus mandiri dan berdaya, bagaimana kita bisa menolong orang lain klo kita masih perlu pertolongan.
Mimpiku aku punya usaha dimana usahaku punya 100 tenaga yang bisa hidup dan sejatera dari usaha tersebut.
Dan setelah punya usaha yang stabil
Aku bersama dosenku mau membentuk sebuah sekolah dasar atau sekolah pemuda dimana kita melajarkan tentang arti ketuhanan dan menumbuhkan sikap enterpreneur sejak dini.
Sebuah negara akan maju jika pengusaha di negara tersebut melebihi 2%dri penduduknya.
Dari itu kita bisa membuah indonesia lebih maju. Dari sekolah itu kita cetak calon pengusaha-pengusaha muda yang memiliki mental baja, tapi hati yang kokoh dengan ketuhanan serta sikap yanh ramah serta kepedulian akan sesama yanh tinggi.

Sebuah mimpi yang tidak mudah dan terdengar konyol dan mengdada-ada.
Mungkin mereka benar begitu, mereka tidak salah kalau mengatakan begitu. Tapi apakah itu akan membuat semangatku putus, ENGGAK sekali lagi enggak, aku akan terus maju dan berusaha. Aku tau Allah pasti memberikan jalan bagi yang memiliki niat dan tujuan yang baik.

Mungkin jalan yang aku tempuh ini mendapat tentangan dari orangtua serta keluarga lain, tapi demi sebuah mimpi aku akan berusaha keluar dari zona nyaman. Aku akan berusaha dan berusaha.
Sosok pengusaha yang menjadi inspirasi yakni Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, sosok panutan kita yang merupakan pengusaha/pedangang, khairul tanjung pendiri Trans Corp, rhenal khasali, praktisi pendidikan, zainal abidin, walau hanya pernah ketemu sekali saat acara kuliah umum, tapi mendengar cerita dari bapak anis, perjuangan beliau sangat luar biasa, memanh memulai usaha dari NOL, tapi sekarang beliau sudah menyelesaikan jatah gagal beliau. Pendapatan beliau kata pak anis sekarang mungkin lebih dah 50jt/bulan dan sekarang menjadi pembicara serta jadi rektor.

Gantungkan cita-cita(mimpi) setinggi langit, jika pun jatyh kamu akan jatuh diantara bintang-bintang.

Semangat dan semangt untuk berbagi, motto akan meirigi jalan perjuangan aku.

Insya allah ada jalan